Membangun Peradaban dari Dalam Rumah #NHW3


Wah benar-benar tak terasa sudah memasuki minggu ketiga kelas matrikulasi IIP batch 7. Dan semakin kesini tugas yang di berikan semakin menantang.

Kali ini tentang ibu sebagai pembangun peradaban dari dalam rumah. Yap, salah satu tugas utama ibu adalah sebagai pendidik anaknya, madrasah awal untuk anaknya. Pengajaran adab sangat penting untuk dilakukan dari dalam rumah dulu.

Dan tugas kali ini di awali dengan suami dulu "Menulis Surat Cinta", dan semenjak menikah saya sudah tidak pernah menulis surat cinta buat suami dan bingung harus di mulai dari mana. Tapi memang menulis itu harus dimulai tanpa tapi, ketika mulai menulis ternyata jempol ini tak mau berhenti untuk mengetik. Dan tibalah saat suami kembali ke probolinggo (karena sebelumnya beliau ke malang untuk menemani bapak yang sedang operasi).

Dan tak dinyanya, masyaAllah saya perhatikan suami ketika membaca dia mulai meneteskan air mata lalu satu kecupan mendarat di pipi, lalu sayapun ikut mellow. Tak berani bertanya, tapi saya sudah tahu apa yang di pikirkan suami. Semakin kesini sikap suami jadi lebih romantis bersama istrinya, ah jadi pengen di jadwal untuk membuat "Surat Cinta" hehe.

Nadia Anindya Safitri namanya, biasa saya panggil "Nad". Anak yang aktif dengan semakin banyak pertanyaan yang dia lontarkan di usia yang hampir 3 tahun ini. Potensi yang dia miliki masih dalam tahap observasi, masih saya berikan segala hal untuk mengeksplor bakatnya.  Sejauh ini, dia sangat tertarik dengan buku dan warna. Semoga kelak dia bisa berbagi ilmunya dengan banyak orang, aamiin.

Astri Yuliana, nama saya dan biasa dipanggil dengan "Astri". Seorang ibu yang masih dalam tahap pencarian potensi berkat IIP, yang awalnya hanya menganggap sebagai hobby kenapa tidak diseriusi biar bisa lebih bermanfaat buat orang banyak.

Yang pertama saya hobby memasak, semakin ingin terus memasak ketika membaca status seorang teman "Apa yang akan di rindukan ketika ibu sudah tiada? Yap, salah satunya adalah makanan buatan ibu". Saya sendiri ketika kuliah, ingin segera pulang karena kangen ibu dan kangen  masakannya rasanya ingin melahap dengan banyak menu masakan dari ibu.

Yang kedua saya hobby menulis, tapi semenjak menjadi ibu sudah hampir tak pernah menulis lagi. Alhamdulilah, di IIP di ajarkan untuk mengatur waktu dan harus ada waktu untuk menulis. Lalu kenapa dengan menulis? Menulis adalah salah satu media untuk berbagi ilmu, media untuk menulis perjalanan hidup yang bisa untuk diperbaiki kedepannya, serta media yang bisa mempererat keluarga (menulis surat cinta misalnya, untuk suami dan untuk anak ketika nanti sudah bisa membaca).
Dan yang terakhir adalah di lingkungan saya tinggal. 

Alhamdulilah akhir bulan ini saya mau pindahan lagi, karna kontrakan sudah habis dan akhirnya kembali ke rumah alm. orang tua. Sebelum pindah, saya sudah merencanakan sesuatu. Dulu sewaktu single, saya pernah menjadi tentor sebuah bimbel. Kala itu masih proses skripsi yang membuat saya stress. Alhamdulilah jadi tentor anak-anak SD ini membuat saya bahagia dengan segala tingkah polah mereka yang unik. Dan dulu di rumah peninggalan orang tua, pas depan rumah ada surau yang setiap sore di pakai untuk mengaji, namun karena sekarang tidak ada yang mengajar akhirnya dihentikan aktifitas belajar mengajinya. 

Insyaallah setelah pindah nanti, ingin membuka mini perpustakan (masih menyicil buku-buku) untuk anak-anak di sekitar rumah kami, dan juga ingin mengajarkan mengaji untuk anak-anak di sekitar sana.  Aamiin ya Rabb semoga segera terlaksana. Karena saya kangen berinteraksi dengan anak-anak kecil serta ingin bermanfaat bagi mereka. Karena ilmu yang di ajarkan sejak kecil bagai mengukir tulisan di atas batu. 

Komentar