Memilih Jurusan di Universitas Kehidupan (#NHW1)



Ini tantangan pertama bagi saya setelah memasuki Institut Ibu Profesional, saya belum berani banyak berbicara tentang IIP karna masih berkenalan dan sudah ingin mengajak berkencan hehe. Baru tantangan awal, saya sudah di ajak mengenal diri sendiri lebih dalam tentang Universitas Kehidupan.

Bicara mengenai Universitas Kehidupan, interpretasi awal adalah "apa yaaa ?"
Ketika diberikan kesempatan untuk memilih apa jurusan yang akan Anda tekuni di Universitas Kehidupan ini? Semakin bingung 

Universitas ini bukan Universitas yang akan melegalkan ijazah, mencetak IPK cumlaude , bahkan memakai baju toga ketika kelulusan.

Bukan , tentu bukan

Ternyata Universitas Kehidupan ini sependekpengetahuan saya adalah tempat dimana kita akan selalu haus ilmu tentang apa yang terjadi di sekitar kita, ilmu apa yg bisa kita tekuni dan bermanfaat untuk diri kita, keluarga, dan orang lain, ilmu yang bisa membuat kita senang dan bahagia ketika mempelajari dan mempraktekkannya.

Dan akhirnya, setelah merenung saya memutuskan untuk menekuni ilmu tentang memasak dan segala hal yang berhubungan dengan kuliner, selanjutnya saya ingin mempelajari seni menulis yang baik agar mudah di pahami oleh pembaca.

Memasak kan memang kewajiban seorang istri dan seorang ibu? Betul.

Tapi jika ilmu ini tidak dipelajari dengan baik,
Akankah menjadi makanan yang akan dikangeni suami dan anak-anak kita suatu hari nanti?
Akankan tamu-tamu yang datang ke rumah karna kangen dengan hidangan yg di suguhkan?
Akankan bisa menjadi ladang usaha dan bisa memberikan rejeki untuk orang lain?
Atau akankah ada seseorang yg sudah di atas sana tersenyum bahagia sambil berkata "Anakku menguasai apa yg aku ajarkan, anakku menuruni bakat yg aku punya, anakku bisa mengobati rasa kangen orang-orang terdekatku karna masakannya mirip denganku"

Suatu pecutan tersendiri, ketika almarhumah ibu meninggal sekitar 4 bulan yang lalu, banyak saudara yg berkata "laa terus siapa yang mbikin kue lagi? Peralatan kue ibumu tak patung (dibeli dengan harga murah) aku aja ya?"

Memang daridulu saya suka membuat kue, uji coba resep kue yang membuat penasaran dan alhamdulilah selalu berhasil dan entah saya bisa berjam-jam di dapur tanpa rasa bosan. Sampai ada tetangga yg nyeletuk "aku gak bisa mbak mbikin kue, selalu gagal. Padahal resepnya sama",
di sini saya baru tersadar "Apa ini yg dinamakan bakat?", 

Ah entahlah, sejauh ini saya masak dan membuat kue karna bahagia, dan semakin bahagia ketika melihat senyum dan dengan lahapnya suami beserta anak menyantap makanan yang saya masak itu. Karena hanya itu saja sudah membuat saya sangat bahagia.

Selanjutnya menulis dengan baik, ini menunjang untuk berbagi dan bercerita dengan ibu ibu lainnya tentang semua hal tentang keluarga, termasuk tentang berbagi cerita mengenai masakan dan kuliner. Agar tidak sekedar bermanfaat bagi saya sendiri, namun juga bisa menjadi referensi bagi ibu-ibu lainnya.

Untuk mendalami dua bidang ini, tentunya tidak bisa tanpa adanya pengalaman sebelumnya, dan terus praktek serta berlatih. Tidak hanya memasak, dalam ilmu  lainpun itu berlaku bukan?

Tapi pengalaman ini tentu butuh waktu dan belum tentu berhasil, dan untuk memangkas kegagalan dalam mencoba, maka saya ingin melakukan beberapa hal sebagai berikut :
✓ saya akan mengikuti kelas-kelas cooking baik offline maupun online, minimal sekali dalam 3 bulan
✓ mencoba resep baru minimal satu dalam sebulan
✓ menambah koleksi buku resep minimal sebulan satu kali
✓ membuat blog ini sebagai sarana berlatih menulis, dan sharing hasil masakan

Adab adalah hal yang paling utama sebelum mempelajari ilmu. Oleh karna itu, kebiasaan mengshare masakan/kue tanpa sumber harus segera di hilangkan. Dan mulai saat ini saya harus melakukan :

✓ berdoa ketika mulai belajar dan mempraktekkan ilmu
✓ selalu menyiapkan catatan kecil ketika akan mempelajari sesuatu
✓ saya wajib menyertakan sumber setiap resep yg di dipraktekan
✓ saya selalu mengucapkan "terimakasih" atas ilmu yg di dapat baik kecil atau besar
✓ ketika mengikuti kursus online ataupun ofline, saya akan menghargai dan tidak mencela orang yg sudah mau berbagi ilmu
✓ mengucapkan "alhamdulilah" untuk setiap ilmu yg telah di dapat

Bismillah, semoga perubahan kebiasaan kecil ini segera saya laksanakan dan selalu istiqomah dalam menjalankannya

tertanda

mom Safitri

Komentar